Monday, September 28, 2009

Nodame-chan~!

Saya sekarang mau posting tentang seorang karakter cewek yang saya favoritkan dari dulu sampai sekarang. Orang yang (tidak) beruntung itu adalah.. Noda "Nodame" Megumi.

Yang paling aku suka dari Nodame itu dia bukan karakter stereotip heroine yang maaf, biasanya cenderung lembek dan sangat bergantung sama si heronya. Atau cewek kuudere/tsundere yang sok jutek tapi malu-malu kalau ketemuu yang disuka. Nodame is not such that type. Dia aneh. Dia esentrik. Dia berbakat. Dia imut. Dia gak tahu malu. Dia cerewet. Dia suka Chiaki. Dan dia menyampaikan perasaannya tanpa malu-malu.

Nodame sendiri awalnya terinspirasi dari orang yang bernama sama. Dan "Noda Megumi" asli ini juga jadi refrensi Ninomiya-sensei saat membuat komik "Nodame Cantabile." Ah, saya jadi penasaran gimana sih orang yang telah menginspirasi Ninomiya-sensei dalam membuat Nodame~!

Hari ulangtahun Nodame adalah 10 September (dan saya lupa ngebikin fic ultahnya. Poor me.)

Lalala~. Sekian aja artikelnya. Dan.. postingan ini akan diakhiri dengan foto~!

FYI, saya bukan yang punya foto ini.

Argh~! Just a gaje notes, perhaps

Ada yang bilang, membaca fanfic itu seru. Aku setuju.
Ada yang bilang, mendapat review yang banyak itu menyenangkan. Aku setuju.
Ada yang bilang, mendapat balasan review fanfic itu membahagiakan. Aku setuju.

Tapi.. ada yang lebih menyenangkan dari semua itu.

Dan itu adalah membuatnya. Membuat fanfic. Proses pembuatan itulah yang begitu menyenangkan.


Gyaa~/. Jadi intinya, jadilah penulis fanfic -?-.. Hehehe

Saturday, September 26, 2009

Fanfic super gaje saya

Nah.. kali ini saya akan mempublish fic gaje saya. Dari fandom K-On~!

---------------------------------------------------------------------------------------
Medley
a K-on fanfic
Disclaimer: K-On © by kakafly

Resume: Ini cerita gaje tentang Akiyama Mio. Ooc, gaje. I’ve warned you already.

Seorang gadis berambut hitam sepunggung kini sedang membaca sebuah buku kecil yang ia pegang. Tidak, tidak sekedar membaca. Gadis itu mempelajari buku itu dengan seksama dan dalam tempo waktu sesingkat-singkatnya. Saking seriusnya gadis itu, bahkan suara berisik dari tetangga pun ia hiraukan.

Setelah membacanya beberapa waktu, Mio pun mengambil case gitar yang berada di sebelah kursi tempat ia duduk. Dibukanya¬ case gitar tersebut, lalu dia mengambil gitarnya, dan berdiri. Bukunya sendiri ia taruh di kursi, sebagai contekan jika ia melupakan chord yang akan dimainkan, meski menurutnya seharusnya itu tak terjadi karena chordnya gampang.

Lalu, ia pun memainkan chord demi chord yang ada di buku itu. Setelah ia menyelesaikan bagian intronya, ia pun mulai bernyanyi

“Tak gendong kemana-mana, tak gendong kemana-mana.”

- sabar, cerita ini belum selesai XD-
a/n: Oke, lagi-lagi fic gaje. Bahkan ini tidak bisa disebut fanfic saking gajenya!!
Hohoho. Kayaknya saya gak pernah bikin fanfic se-OOC ini yah? Maklum, sekarang saya sedang miskin ide.
- a/n selesai-

Gadis dengan jidatnya yang jenong dengan bandonya yang membuatnya terlihat sporty membuka pintu kamar Mio secara paksa. Tanpa salam, tanpa ketuk pintu.

“Mi..mi,” sapaan Ritsu terputus melihat apa yang berada di depannya. Temannya yang ia kenal memiliki selera yang bagus ternyata menyukai lagu ini. Lagu yang tidak bisa disandingkan dengan imej cool temannya ini.

Mio, menyadari ada orang lain yang ada di kamarnya pun segera menghentikan permainannya. Mukanya bersemu merah malu. Saking malunya, ia refleks melempar bantal yang terletak di dekatnya dan berteriak:

“RITSUU!!”
-FIN-
-------------------------------------------------------------------------------------

Author's comment: Yah.. anda tahu, saya gak bakat humor. Jadi maafkan saja jika ini fic jelek dan jayus, toh saya ngebuatnya cuma iseng...

My Writing Style -Need to learn more-

Yah, kalau kemarin udah yang bagus-bagusnya, sekarang yang jeleknya..

Ini dia jeleknya saya
1. Humor~!!
TOLONG!! Saya gak bisa humor :-(. Setiap humor, entah mengapa saya merasa jayus. Makanya, jika ada orang yang ngomenin fic saya 'sepi humor', tolong maafkan author gaje nan abalan ini, saya emang tidak bisa ngebikin humor yang baik dan benar. Lagian, saya biasanya agak gak sreg mengorbankan kecanonan demi sebuah fanfic (lha, terus SwanLike yang Uekinya OOC gimana tuh?)

2. Diksi
Yah... mengingat pembendaharaan kata saya yang cukup sempit, kadang saya suka kepentok dengan kata berhuruf 5 ini alias d-i-k-s-i! Sumpah, bodoh banget saya soal beginian. Habisnya, meski saya suka pake bahasa baku, tapi kadang saya suka susah ketemu kata yang pas di kata-kata baku yang malah ketemu kata yang sreg di bahasa gaul. Jadilah bahasa campur aduk :-(.

3. On/off.
Yah, saya akhir-akhir ini agak males melanjutkan multichap saya. Jadi, gomen ne saja XD. Pada dasarnya, saya ini moodyan, jadi agak susah untuk membuat multichap yang butuh mood yang stabil.

Walah, walah (ngelirik atas). Ternyata banyak juga yah kelemahan saya. Oke, see ya~.

-postingan super cepet karena lagi males ngetik XD-

Friday, September 25, 2009

Infantrum~! My currently fave forum

Siapa di sini yang suka nulis/baca fanfic?

Jika anda emang suka nulis/penikmat fanfiction, bergabunglah di sini, minna: http://www.infantrum.co.nr/

Seru lhooo~! *promosi gaje*. Tapii.. validatingnya agak error sih.. Kalau error, nanti contact saya aja, saya nanti coba ngePM admin disana *meski gak janji XD*

Beberapa bagian yang saya suka di sana:
-Challenge: Bagian fave saya! Kita ditantang untuk membuat fanfic sesuai kriteria yang diminta. Mungkin semacam request, tapi terbuka untuk umum (?).
-Fanfiction Free Discus : Bagian tempat kita "mikir-mikir". Membahas tentang fanfic..
-Certified Author Only: "Rumah" para author. Tempat mejeng-mejeng semua fic anda XD

Nah, segitu saja. Semoga berguna.

Friday, September 4, 2009

Let's Read a Spoiler for my fic

Sebenarnya bukan spoiler ding, udah pasti bakal dipublish kayak gini. Fandom Law of Ueki, A to Z. Habis, belum bisa diupload di FFn, FFn ngehang lagi :-(

Chapter 1:http://www.fanfiction.net/s/5335167/1/A_to_Z

Chapter 2: B
Bad
“Screaming is bad for the voice, but it's good for the heart.”
-Conor Obrest-

Ueki dan Mori melangkah keluar dari taman bersama. Seperti biasa, mereka selalu memilih diam saat pulang karena mereka sudah cukup kelelahan menjalani hari-hari mereka dari pagi sampai sore, bahkan terkadang sampai senja.

Tapi, suasana sunyi itu tidak berlangsung lama karena akhirnya Mori memilih berbicara.

“Ueki,” katanya, “Apa yang akan kamu lakukan jika kamu sedang merasa begitu tertekan?”

Ueki tidak menjawab. Ia hanya diam memandang langit yang menggelap. Sejurus kemudian, ia berkata, “Aku sih akan melakukan apapun yang kuinginkan selama itu tidak merugikan orang lain. Memangnya mengapa kau menanyakan hal itu?”

“Kalau begitu…,” kata Mori, merunduk, “Apakah aku boleh berteriak jika aku merasa tertekan?”

“Terserah kamu,” kata Ueki, “Kamu boleh melakukan apapun yang ingin kamu lakukan, termasuk berteriak. Lagian, seharusnya kamu sendiri yang tahu apa yang harus kamu lakukan.”

“Berteriak.. ya.. Kurasa aku akan melakukannya hari ini..,” gumam Mori halus, nyaris tidak terdengar.

Battle
“People do not want words - they want the sound of battle - the battle of destiny”
-Gamal Abdel Nasser-.

Impian setiap orang berbeda-beda, dan mereka semua ingin mewujudkannya. Namun karena impian mereka berbeda-beda, impian mereka mengalami fraksi – pergesekan-pergesekan yang merugikan.. Dan gesekan-gesekan itu seringkali menghancurkan mimpi-mimpi itu menjadi serpihan-serpihan kecil. Dan bodohnya, kebanyakan orang, bukannya mencoba meraih impian itu, malah berkompetisi dengan gesekan-gesekan itu, berharap agar gesekan itu menghilang, meski yang terjadi sebaliknya : gesekan itu menghilangkan kesempatan untuk merain impiannya.

Dan impian dua orang insan manusia: Ueki Kosuke dan Mori Ai, apakah akan menjadi serpihan-serpihan kecil? Mungkin saja akan ada pengecualian untuk mereka berdua, kan? Selama mereka masih bersahabat, dan sahabat adalah hal terkuat yang pernah ada.

Beauty
“Beauty is not in the face; beauty is a light in the heart.”
-Kahlil Gibran-

“Apakah aku sudah cantik, yah?” tanya Mori pada ayahnya saat ia hendak menghadiri pesta ulangtahun Ueki. Sejujurnya, Mori bukan gadis-gadis kebanyakan yang sangat peduli akan penampilannya. Tapi, entah mengapa, untuk saat ini saja, ia ingin terlihat cantik. Mungkin memang ada saatnya seorang perempuan ingin tampil secantik mungkin di depan banyak orang.

Sebagai jawaban, ayahnya megacak rambut Mori perlahan, membuat Mori yang sudah dandan dengan rapi sedikit kesal.

“Yah, aku kan sudah dandan, masa ayah acak-acak lagi?” kata Mori, sedikit kesal. Ia lalu menyisir rambutnya kembali agar rambutnya terlihat rapi.

“Ai-chan,” kata ayahnya dengan nada yang serius, “Kamu sudah cantik. Tidak perlu dandan apa-apa lagi. Cukup buatlah dirimu nyaman.”

“Ayah..,” kata Mori, terperanjat. Ia segera melihat dirinya lagi di cermin, dan seketika itu ia menyadari bahwa kata-kata ayahnya itu benar. Ia sudah cantik tanpa harus berdandan terlalu berlebihan, karena kecantikan itu berasal dari keyakinan hati.

Dan akhirnya, Mori pun melangkah keluar dari rumahnya dengan rasa percaya diri.

Bitter
“Patience is bitter, but it bears sweet fruit.”
-Turkish Proverb-

Mori hanya bisa menunggu. Menunggu Ueki dengan sabar di taman. Laki-laki berambut hijau itu belum terlihat barang batang hidungnya hari ini, padahal mereka sudah janjian akan bertemu di taman hari Minggu ini untuk membersihkan taman.

Yah, meski Mori tahu terkadang Ueki suka terlambat untuk melakukan “hal-hal kebajikan”, tapi siapa yang tidak cemas jika orang yang ditunggunya belum datang padahal sudah nyaris 1 ½ jam ia menunggu. Mori telah mencoba menghubungi HPnya, tapi tidak dijawab. Dan Mori sangat tahu bahwa Ueki orangnya teledor, bisa saja ia kelupaan membawa HPnya atau bahkan HPnya rusak (lagi) gara-gara tercebur di air.

“Uhh.. Ueki,” kata Mori kesal. Ia mencoba bersabar. Ia yakin pasti Ueki akan datang. Dan ia tak mau membuat dirinya kecewa karena ia meninggalkan Ueki begitu saja padahal laki-laki polos itu sedang dalam keadaan darurat.

Dan akhirnya, ia melihat Ueki. Bukan hanya sekedar batang hidungnya, tapi seluruh tubuhnya. Dan hal itu membuat Mori … merasa begitu bercampur aduk. Ada rasa kesal karena Ueki begitu lama, dan juga ada rasa bahagia dan lega begitu melihat Ueki datang.

“Eh, Mori,” kata Ueki, “Maaf telah membuatmu menunggu.”

Dan sebuah ketukan kencang mendarat tepat di kepala Ueki. “Bodoh,” kata orang yang menjitaknya itu, “Padahal aku telah menunggumu lama-lama, tapi mengapa kamu baru datang sekarang?”

Ueki dengan polosnya menjelaskan, “Maaf, aku tadi habis menolong kakek-kakek yang berjualan buah-buahan. Tadi kakek-kakek itu hendak memindahkan sebuah boks berisi buah-buahan, tapi karena boksnya berat, kakeknya jatuh. Aku lalu menolongnya dan membantu merapihkan kembali isi boksnya. Dan… kakek itu memberikanku ini.”

Sebuah apel berwarna merah berada di tangannya.

“Makanlah. Kamu kan sudah lama menunggu,” kata Ueki dengan nada polos, membuat muka Mori bersemu merah.

“B.. baiklah!” kata Mori cepat-cepat. Ia lalu menyambar apel yang berada di tangan Ueki itu.

Blind.
“I think we are blind. Blind people who can see, but do not see.”

“Bodoh. Kau bertindak seakan tidak memperhatikan dirimu sendiri?” tanya Mori kesal saat lagi dan lagi, Ueki menolong orang lain dengan mempertaruhkan dirinya sendiri. Justru, Mori berpikir jangan-jangan ia yang lebih gemas setiap melihat Ueki terluka. Habis, Ueki selalu “tidak jera” mengulang hal yang sama.

“Tapi aku tidak bisa berpura-pura tidak melihatnya jika melihat ada orang yang kesusahan, jadi aku harus menolongnya,” jawab Ueki dengan sedikit memberi penekanan, “Aku kan tidak buta..”

Dan seketika itu juga, Mori hanya bisa tertohok dengan apa yang dikatakan Ueki. Iya, karena sering kali ia berpura-pura tidak melihat apa yang terjadi di sekelilingnya.


Bright
“We could learn a lot from crayons; some are sharp, some are pretty, some are dull, while others bright, some have weird names, but they all have learned to live together in the same box.”
-anonym-

“Aku masih cemas akan kepergianku ke Inggris,” curhat Mori suatu hari di kelas kepada Ueki, “Kau tahu, disana kan orangnya budayanya berbeda dengan disini. Aku jadi merasa… takut.”

“Hei, mau makan okanomiyaki ini?” kata Ueki sambil menyodorkan okanomiyakinya.

“Hei, kamu ini, jangan membalas dengan hal yang tidak nyambung, dong,” kata Mori kesal. Temannya yang satu ini memang terkadang membuat kesabarannya habis, meski Ueki memang teman terbaik yang pernah ia ketahui.

“Maaf,” kata Ueki tidak berdosa, “Menurutku, kamu cuma terlalu cemas. Toh mereka makan dan minum seperti mereka. Mereka juga ke sekolah seperti kita. Jadi apa hal yang harus kamu cemaskan?”

“Hanya saja.. mereka kan memiliki budaya yang berbeda dengan Jepang,” kata Mori.

“Memang semua manusia berbeda, kok. Dan tak ada yang harus kamu cemaskan tentang perbedaan itu,” kata Ueki, “Toh aku dan kamu juga berbeda,kan?”

Spams in My Shoutbox

Ah..
Gomen ne, mungkin kalian ngelihat ada spam-spam tidak bermutu di shoutbox saya.

Perlu anda ketahui, bukan saya yang mengisi shoutbox itu. Saya hanya menulis postingan pertama saja.

Sekian.

~harukikayuki

I am in a recital?

Ah, ada sedikit kabar bahagia yang ingin Ru sampaikan pada semuanya :-D

Ru disuruh konser! Dan di tempat lesku (YPM), agak2 susah tuh biar bisa konser (atau karena sayanya yang bodoh? XD) Anyway, Ru disuruh mainin lagu Song of Seville karya Martha Mier.

Lagunya sih, sedih. Dan memang kata ibu saya, saya paling jago menjiwai lagu-lagu lembut nan sedih :-D

Ini dia video lagunya *tapi bukan saya yang main :-D


Yo, comment ya XD

Wednesday, September 2, 2009

Ahaha~! Arara desu yo bikin Ru ngamuk lagi XD

Wah, saya jadi takjub, padahal baru satu hari yang lalu saya ngeflame si Arara habis-habisan di blog tercinta ini XD

Wah, Arara produktif banget ya, bisa bikin buat fic secepet ini. Ru aja yang termasuk cepet bikin fic aja kalah XD.

Nah, sodara-sodara, kalau mau lihat, silahkan. Ini dia linknya:
http://www.fanfiction.net/s/5349841/1/Tentang_5_besar_Author_Abal

Ahaha! Bikin Ru ngamuk aja!

Males ah Ru ngomong. Anyway, ada yang mau baca fic Ru nggak?
http://www.fanfiction.net/s/5335167/1/A_to_Z

Hehe, review untuk fic Ru yaa...

Gempa dan Huruf Kapital

Ahahaha~. Apa hubungan kedua judul itu ya? Tahulah, Ru juga tidak tahu XD

Yang jelas, sekarang Ru cuma mau cerita keseharian ajah... Setelah postingan sebelumnya Ru agak ngamuk dikiiit.. Ahahahaha, peace yo!

Nah, mungkin semua sudah tahu kalau beberapa jam yang lalu terjadi gempa bumi yang errr.. cukup mengguncang. Dan Ru saja yang ada di parkiran mobil aja kerasa lho!

Tapi ada cerita-cerita lucu soal gempa yang Ru dapatkan dari beberapa sumber, lho.

Pertama, Ru denger dari radio kalau ada orang yang merasakan gempa di lantai 20 keatasan gitu. Tapi bukan hal itu yang bikin unik, melainkan apa yang sedang dilakukan orang itu saat gempa.

Ceritanya, orang itu lagi debat sama temennya ketika tiba-tiba gempa. Temannya yang menyadari pun langsung diam. Dipikir sama orang itu, temennya itu mengalah di debat, jadi udah senang duluan. Tapi, ternyata.. temannya tiba-tiba berkata, "Eh, ngerasa nggak kalau goyang?"

Seketika itu, orang itu langsung melihat dispenser yang airnya ternyata bergejolak. Langsung saja mereka berdua melupakan debat interaktif (?_nya dan mencoba menyelamatkan diri...

Nah, terus ada juga yang SMS ke radio, begini bunyinya:
"Gempanya lebih dahsyat daripada goyangan Julia Perez"
Ampun, udah gempa masih aja mikir yang aneh-aneh...

Dan masih banyak lagi cerita yang didengerin Ru tentang gempa, tapi kalau kepanjangan nanti nggak sempet ngebahas kata-kata yang satu lagi, alias huruf kapital.

Nah, ceritanya Ru tadi les piano, teori. Kamu pasti tahu Major dan Minor kan? Ceritanya saya belajar tentang interval (jarak nada) mayor dan minor. Untuk Mayor, dikasih huruf M (M besar) sementara minor diberi huruf m (m kecil). Nah, ceritanya saya salah lihat, harusnya M tapi saya pikir minor. Dan salah satulah latihan saya... Untungnya boleh diperbaiki.

Ternyata, belajar piano itu mengajarkan kita pentingnya huruf kapital, ya? XD

Tuesday, September 1, 2009

Getting Mad…

Yah, Ru akui, Ru bukan seorang author yang berbakat ataupun senpai di FFn ini, tapi bukan berarti Ru nggak boleh komentar soal fanfic yang lebih cocok disebut spam (atau F*CK sekalian ya? XD)ini!

Mau baca, sodara-sodara sebangsa dan setanah abang? *eh, mungkin buat author FFN udah tahu lebih dulu daripada saya,ya? Maklumlah, saya kan jarang main ke fandom Naruto*. Ini dia linknya: http://www.fanfiction.net/s/5347389/1/5_Besar_Author_Abal

Oke para pembaca yang sangat Ru hormati, fic apa-apaan ini? Ru tahu kok beberapa author yang disebutin si Arara itu dan menurut Ru, ficnya sangaaattt bagus. Jangan Cuma gara-gara dia di PM dengan “surat cinta” yang berdarah-darah gara-gara reviewnya yang begitu menyebalkan (alias SPAM), maka ia langsung naik darah begitu saja dan nyuruh semua author keluar dari FFn. Huh. Ru langsung tekan ‘Report Abuse’ aja begitu ngebaca fic murahan ini!

Dasar ah, lagian kenapa ia harus pake fandom Naruto sih? Bleach kek, apa kek. Dia itu sudah mencemarkan fandom Naruto tahu..

(makanya Ru bersyukur jarang main ke fandom Naruto, soalnya udah kacau sih. Si SUCLG lah, dll. Males saya ngebahasnya.)

Oke, sekian aja berita saya. Semoga aja si Maoh itu berubah suatu hari nanti…